Kamis, 03 Maret 2011

semuah tentang ramah lingkungan

Rumah Sehat Tanpa Gerah

Salah satu cara yang paling efektif untuk menghemat listrik dan hidup lebih ramah lingkungan adalah menerapkan konsep ventilasi alami di rumah. 

Ventilasi alami adalah metode yang memungkinkan udara segar yang ada di luar masuk ke dalam ruangan. Sehingga, ruangan tidak membutuhkan peralatan listrik seperti kipas angin atau pendingin ruangan untuk membuat nyaman.

Jika Anda berencana untuk membuat dan menata rumah, terapkan saja lima konsep berikut untuk memaksimalkan ventilasi alami, seperti dilansir dari onegreenplanet.org.
1. Rumput
Tutup alas tanah dengan rumput. Menutup dengan rumput, membuat panas yang tersimpan di dalam tanah jadi sangat minim. Hal ini sangat membantu untuk membuat udara di dalam rumah atau bangunan jadi lebih dingin.

2. Gundukan tanah
Gundukan tanah adalah contoh yang sangat baik dari biomimikri, yakni ilmu yang menjadikan objek alam sebagai model dan mengaplikasikannya pada teknologi modern.

Pembentukan gundukan di sekitar halaman berasal dari konsep sirkulasi udara rumah serangga dan anjing padang rumput. Gundukan ini bisa dibuat di sekitar rumah sebagai bagian dari kebun atau halaman lanskap untuk membantu sirkulasi udara, khususnya pada bulan-bulan musim panas.

3. Elemen air
Pada lanskap dan desain rumah oriental, air merupakan elemen penting. Air mancur, kolam atau kolam renang dapat berfungsi sebagai ruang transisi dimana udara alami didinginkan sebelum melewati ruangan dalam rumah.

4. Rotan atau mebel bambu
Bahan-bahan ini mampu mendorong aliran udara dengan baik karena bidang konstruksi dan retensi panasnya rendah. Rotan dan bambu bukan hanya ideal sebagai tanaman di luar rumah, tetapi juga bisa diletakan di dalam ruangan. Pilih saja tanaman bambu-bambuan yang ukurannya kecil untuk ditempatkan dalam rumah.

5. Orientasi jendela
Jendela sebaiknya ditempatkan sebelah utara dan selatan untuk ventilasi silang yang optimal. Hal ini untuk mendorong udara alami mengalir dengan baik dan maksimal terutama saat cuaca panas.

Mobil Ramah Lingkungan Tercepat

Siapa bilang ramah lingkungan tak bisa membuat Anda ngebut? Adalah Giugiaro Namir, mobil hibrid pertama yang diklaim sebagai mobil ramah lingkungan tercepat yang pernah ada.
Namir yang dalam bahasa Arab berarti ‘Macan’ mampu mencapai kecepatan 0-62 km/jam dalam waktu 3,5 detik. Dengan kecepatan maksimal 217 km/jam dan hanya menghabiskan satu galon bensin per 118 mil.
Seperti dilansir topspeed, Selasa 3 Maret 2009, mobil ini dirancang oleh perusahaan ternama dari Inggris, Frazer-Nash. Mereka bekerja sama dengan perusahaan Italia, Giugiaro, untuk merancang Macan yang satu ini.
Namir diklaim sebagai mobil elegan, memiliki power dan agresivitas yang dibutuhkan oleh sebuah kendaraan masa depan. Ia pertama kali diperkenalkan ke publik dalam International Motor Show di Jenewa, Swiss.
Namun rencananya mobil ramah lingkungan ini akan segera dilepas ke masyarakat sebentar lagi.
 sumber

Nokia Ponsel  Ramah Lingkungan

Tiap tahun ratusan juta ponsel membanjiri pasar. Ada ponsel yang ramah lingkungan dan ada pula yang tidak. Apa saja ponsel ramah lingkungan dan tidak?

 Menurut GoodGuide, ponsel yang dinilai paling ramah lingkungan adalah ponsel yang memiliki tenaga paling efisien dan terbuat dari bahan ramah lingkungan. Sedangkan ponsel yang tak ramah lingkungan adalah ponsel yang tak memiliki fitur lingkungan dan dibuat oleh perusahaan yang tak fokus pada pengurangan dampak sosial dan lingkungan.
Menurut GoodGuide, ponsel terramah lingkungan adalah Nokia C6. Dari nilai maksimal 10, ponsel ini mendapat nilai 7,7. Kemudian disusul Samsung Blue Earth dengan nilai tujuh. Motorola Citrus dan Palm Pixi mendapat nilai 6,6 dan terakhir dengan nilai 6,4 dimiliki oleh Sony Ericsson Naite.
Untuk ponsel paling tidak ramah lingkungan adalah BlackBerry Bold 9650 dengan nilai 3,3. Disusul LG LG160 dengan nilai 4,1 dan Garmin-Asus Garminfone mendapat nilai 4,3. Kemudian, Casio G’zOne Brigade mendapat nilai 4,5 dan Sharp STX-2 mendapat nilai 4,6.
GoodGuide menyarankan agar menghindari produk yang kurang memperhatikan atribut lingkungan. “Hal ini mengisyaratkan bahwa manufaktur tak fokus pada peningkatan kinerja lingkungan dari operasi dan produk mereka,”
sumber 


Plastik Ramah Lingkungan

Plastik ( konvensional ) sudah dikenal luas dan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Namun repotnya, plastik termasuk barang yang Non Degradble, tidak bisa diurai sehingga akan menjadi permasalah tersendiri bagi lingkungan. Dan repotnya lagi, jika dibakar akan menghasilkan senyawa Dioxin yang beracun.
Karena itu diupayakanlah jenis plastic yang Degrdable. Dan jenis ini lalu disambut meriah oleh para pecinta lingkungan. Masalahnya harganya jauh lebih mahal sehingga akhirnya penggunaannya terbatas.

Dari hal tersebut akhirnya para pakar memutar otak. Bagaimana menemukan plastik yang ramah lingkungan sekaligus murah meriah.
Sampai akhirnya Yasua Asada dari National Institute of Bioscience and Human Technology Jepang berhasil menemukan cara itu.
Ia membuat senyawa PoliHidroksilButilat ( PHB ) yang bisa dicetak menjadi bahan thermoplastic tapi mudah diurai dalam tanah.
PHB dihasilkan oleh ganggang biru, yang mengelola gas CO2 dengan bantuan sinar matahari. Dan ini mirip dengan proses fotosintesis.
Bedanya, fotosintesis ganggang biru-nya Yasua Asada menghasilkan PHB.
Pasalnya ganggang biru Synechococcus yang dikaryakan dibekali gen pembentuk PHB dari bakteri Alcaligenes Eutropus.
Sampai kini Asada terus melakukan eksperimen bagaimana memperoleh PHB yang lebih banyak daripada yang dihasilkan oleh ganggang biru peliharaannya.

Fotosintesis ganggang biru yang dilengkapi gen bakteri itu kalau berhasil dalam skala komersial, bisa menampung gas buangan pembakaran mesin yang memakai BBM, seperti mesin diesel pabrik atau motor.
Gas buangan inilah yang selama ini didakwa sebagai pencemar udara nomor satu. Karena akan menumpuk di angkasa dan membentuk lapisan yang menahan panas dari bumi ke ruang angkasa, yang biasa dikenal dengan Efek Rumah Kaca.

Jika gas buangan CO2 itu diubah menjadi PHB dengan mengkaryakan ganggang biru, maka dua tujuan sekaligus tercapai.
Pertama : efek rumah kaca akan dikurangi.
Kedua : akan dihasilkan plastik ramah lingkungan yang murah.

Lalu apa yang kita perbuat dengan perjuangan mereka ?
Setidaknya kita ikut berharap dan mendukung perjuangan mereka. Lebih jauh agar dengan mengerahkan pembiakan ganggang biru secara missal.
Atau sekurangnya menyebarluaskan informasi untuk anak cucu kita.
 sumber
 

0 komentar:

Posting Komentar